I. Pendahuluan
Perkembangan peserta didik pada umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan dan anugerah.
Khusus faktor lingkungan disana terdapat peranan tri pusat pendidikan (Lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat) yang saling berhubungan baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat
umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak dimana masing-masing anggota
keluarga saling mempengaruhi, saling membutuhkan, semua meladeni seorang dan
seorang meladeni semua. Dalam keluarga anak membutuhkan pakaian, makanan,
bimbingan, dan sebaginya dari orangtua dan orangtua membutuhkan rasa
kebahagiaan dengan keahiran anak.
Hubungan antara orangtua dan anak-anaknya dalam usaha
mendewasakan anak menunjukkan bahwa pergaulan dalam keluarga mengandung
gejala-gejala pendidikan. Dengan kedeketan itulah orangtua keluarga mempunyai
arti penting dalam perkembangan anak.
Keluarga memiliki peranan penting untuk membentuk kepribadian
dan watak anggota keluarganya. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan
untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh
semua golongan masayarakat, dan salah satu institusi yang mewarisakan
kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah.
Pendidikan adalah upaya yang memang
secara sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk mengembangkan
potensi dasar secara jasmani dan rohani agar bisa menggapai segala tujuan.
Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan
keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di
lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah,
keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan
kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk
itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh timbal balik antara
sekolah, keluarga, dan lingkungan.
II. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji
adalah sebagai berikut :
a)
Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan
pada Orang Tua
b)
Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan
Sekolah
c)
Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan
oleh Masyarakat
d)
Pembinaan Kerjasama antara Orang Tua,
Sekolah dan Masyarakat
e) Pengaruh Timbal
Balik antara Sekolah dengan Masyarakat
III. Pembahasan
1.
Pembinaan dan
Tanggung Jawab Pendidikan pada orang tua
(Keluarga)
Keadaan
tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada
yang kurang mampu. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan
tentram, ada pula yang selalu gaduh, bercekcok dan sebagainya. Dengan
sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan
membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak. Bagaimana
cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu, demikianlah cara anak itu
mereaksi terhadap lingkungannya.
Jika dalam
lingkungan keluarga anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua/ lingkungan
keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang
kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah menyesuaikan diri
terhadap orang tua dan anggota-anggota keluarga lainnya, serta terhadap
teman-temannya. Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami
kesulitan-kesulitan yang besar.
Sebaliknya jika
di dalam lingkungan keluarganya ia selalu dianggap dan dikatakan masih kecil
dan karena itu belum dapat melakukan sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan
menjadi orang yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup
mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang yang bersifat masa bodoh,
kurang mempunyai perasaan harga diri.
Mengingat
buruknya akibat tersebut, dan tidak sesuai lagi dengan alam kemerdekaan kita
sekarang ini, maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk untuk
memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi, perasaan harga diri yang masih
kurang.
1.
Jangan sering
melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
2.
Janganlah
memalukan atau mengejek anak-anak di muka orang lain.
3.
Jangan terlalu
membeda-bedakan dan berlaku ”pilih kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga
kita.
4.
Jangan terlalu
memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika kita tidak mempedulikan.
Kewajiban
mendidik anak dinyatakan Allah dam surat At-Tahrim ayat 6, sebagai berikut:
Artinya:”Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Tanggung jawab
pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak
antara lain sebagai berikut:
1)
Memelihara dan
membesarkannya.
2)
Melindungi dan
menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniyah dari berbagai
gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
3)
Mendidiknya
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi
kehidupannya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dam
membantu orang lain (hablum minannas) serta melaksanakan kekhalifahannya.
4)
Membahagiakan
anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan
ketentuan Allah.
Cara pendidikan
anak dapat ditempuh pula dengan menimbulkan kesadaran keluarga, yaitu ia adalah
salah satu anggota keluarga di dalam rumahnya.
Banyak
pembinaan kepribadian anak yang dilakukan oleh kedua orang tua terhadap
anaknya. Bila pembinaan kepribadian yang diwarnai dengan ajaran agama yang
berkesinambungan ini dapat dilakukan maka ia dapat diharapkan akan menjadi
seorang anak (dewasa) kelak akan menjadi manusia yang berkepribadian muslim.
Alangkah
baiknya anak sesekali diajak rekreasi untuk meluaskan wawasannya seperti keluar
kota. Dengan melakukan bepergian bersama anak ini akan lebih menambah
kekerabatan kedua belah pihak dan menumbuhkan rasa kasih sayang, karena anak
merasa dirinya mendapat pembinaan dan perhatian dari kedua orang tuanya.
Dewasa ini para
ahli didik mengakui besarnya peranan ibu dalam mendidik anak-anaknya, walaupun
ibu/ wanita digolongkan pada kaum yang lemah. Melalui belaian tangan, ciumannya
serta kata-katanya yang lemah lembut anaknya dekat dengannya anak merasa lebih
dekat dan lebih sayang kepadanya dibandingkan kedekatannya kepada ayahnya.
2.
Pembinaan dan
Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah
Sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan Sekolah termasuk pusat pendidikan yang kedua
setelah keluarga. Sebagaimana kita ketahui dengan adanya kemajuan zaman sebagai
akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi, peranan orang tua dalam keluarga
sangatlah terbatas dalam hal usaha mendidik anaknya. Untuk itu diperlukan
lembaga pendidikan lain yang mampu melanjutkan dan mengembangkan pendidikan
yang telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingungan keluarga tersebut.
Sebagai lembaga
pendidikan formal, sekolah memiliki bentuk yang jelas dalam arti memilki
program yang telah direncanakan dengan teratur, terarah, dan sistematis
Sebagaimana dalam pasal 9 ayat 2 undang-undang sistem pendidikan Nasional yang
diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989 Nomor 2 tahun 1989 dinyatakan bahwa
satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang
berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk
peserta didiknya didasarkan atas kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga
dan masyarakat yang tidak mampu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
pendidikan di ligkungan masing-masing. Untuk itu tanggung jawab sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal didasarkan pada 3 faktor
1.
Tanggung jawab
keilmuan
2.
Tanggung jawab
formal
3.
Tanggung jawab
fungsional.
Tetapi tanggung jawab ini tidak
sepenuhnya diserahkan kepada lembaga persekolahan, namun tanggung jawab utama
pendidikan tetap berada di tangan kedua orang tua anak yang bersangkutan.
Jadi pembinaan
yang dilakukan oleh sekolah dan tanggung jawab yang dipikulnya sebagai
kepercayaan orang tua dan masyarakat adalah:
1)
Meneruskan dan
mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan orang tua di rumah / lingkungan
sosial.
2)
Meluruskan dan
mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang baik agar kerugian akibat kesalahan
pendidikan awal atau kesalahan sosial yang tidak terkontrol bisa dicegah.
3)
Meletakkan
dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dapat dikembangkan dalam pendidikan
lanjutan.
4)
Mempersiapkan
peserta didik dengan pengetahuan dasar ini untuk menghadapi lingkungan
sosialnya.
3. Pembinaan dan
Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat
Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah
sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling
berinteraksi sesamanya untuk mencapai tujuan. Secara
kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan,
profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga
menjadi mayarakat yang majemuk. Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung
telah mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuannya.
Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah
sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang
tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Ia adalah
laboratorium besar tempat para anggotanya mengamalkan semua ketrampilan yang
dimilikinya. Baiknya kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas
pendidikan para anggotanya. Demikian pula halnya dengan masyarakat bangsa
Indonesia. Makin baik pendidikan anggotanya maka makin baik pula kualitas masyarakat
seecara keseluruhan.
Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut
lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan
berencana kepada seluruh anggotanya tetapi tidak sistematis. Secara fungsional
struktural, masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para
anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang berulang kali , mengingat
pengalaman yang beraneka ragam, maka setiap sosial anggotanyapun beraneka ragam
pula.
Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya adalah guru, tapi
kalau pendidik dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab
terhadap pendewasaan anggotanya. Dengan demikian para pemimpin resmi maupun
tidak resmi adalah pendidik dalam masyarakat.
Pendidik secara fungsional dan struktural di lingkungan
masing-masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah laku warganya.
Secara konsepsional tanggung jawab pendidikan oleh kedua jenis pemimpin
masyarakat ini antara lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina dan
meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikan aktivitas masing-masing
anggota masyarakat berjalan menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan masyarakat
yang damai.
4. Pembinaan
Kerjasama Antara Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat
Perkembangan
peserta didik atau tumbuh berkembangnya anak pada umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan anugerah.
Khusus untuk
faktor lingkungan , peranan tri pusat pendidikan itulah yang paling menentukan,
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga proses
kegiatan utama pendidikan (membimbing, mengajar, melatih). Meskipun kegiatan pokok yang
dilakukan lembaga pendidikan tersebut sama, tetapi peranan yang dimainkan oleh
tripusat pendidikan dengan tiga macam kegiatan pendidikan tersebut ditujukan
untuk mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan, dan kemahiran
keterampilan.
Setiap pusat pendidikan dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
a)
Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
b) Pengajaran dalam upaya pemahiran.
c) Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Dalam melakukan pembinaan pendidikan, secara tidak
langsung antara orang tua, sekolah, dan masyarakat telah mengadakan kerjasama
yang erat dalam praktek pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga, orang tua meletakkan
dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan
kepribadian, nilai moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian
dilanjutkan dan dikembangkan dengan berbagai materi berupa ilmu dan
keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak mengawasi dan menilai hasil didikan sekolah
ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan masyarakat ikut serta
berperan dalam mengontrol, menyalurkan, dan membina serta meningkatkannya.
Hubungan
kerjasama yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan tersebut tertuju pada
satu tujuan umum yaitu untuk membentuk peserta didik mencapai kedewasaannya,
sehingga mampu berdiri sendiri dalam masyarakat sesuai nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian semua
usaha pendidikan membantu perkembangan dirinya.
5.
Pengaruh
Timbal Balik Antara Sekolah dengan Masyarakat
Secara
umum dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah kelompok sosial antar mausia yang
tinggal disuatu tempat dan mempunyai tujuan tertentu, mempunyai norma yang
disepakati bersama.
Hubungan antara
sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari dua segi yaitu:
1. Sekolah
sebagai mitra dari masyarakat didalam melakukan fungsi pendidikan baik sekolah
maupun masyarakat merupakan pusat pendidikan yang potensial, hubungan
fungsional keduanya adalah
a. Fungsi
pendidikan disekolah sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang
dimasyarakat
b. Fungsi
pendidikan disekolah juga dipengaruhi oleh pendayagunaan sumber-sumber belajar
2. Sekolah
sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dimasyarakat
lingkungannya. Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional
berdaasrkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a. Sekolah
sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan dimasyarakat yang membawa
konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar
fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah
memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan
realitas dengan masyarakat
b. Sasaran
pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi
kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif
didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan
jenjang persekolahan
c. Pelaksanaan
fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan
objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian,
penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan
jaminan-jaminan objektif lainnya.
Pengejewantahan
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah dangan dibentuknya komite sekolah
yang memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Mendorong
dan meningkatkan hubungan baik antara keluarga, masyarakat, sekolah dan
pemerintah
2. Membantu
kelencaran kegiatan pendidikan dengan tidak menempati urusan teknis pengajaran
3. Mengusahakan
bantuan masyarakat, baik berupa benda, uang maupun jasa dengan tidak menambah
beban wajib bayar.
Sekolah
merupkan salah satu lembaga masyarakat yang didalam terdapat reaksi dan
intraksi antar warganya. Warga sekolah meliputi guru, murid, tenaga
administrasi serta petugas sekolah
Sebagai
salah satu lembaga masyarakat maka sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Menyesuaikan
kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat
b. Metode
yang digunakan harus mempu merangsang murid untuk mengenal kehidupan riil dalam
masyarakat
c. Menumbuhkan
sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya
d. Sekolah
harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan
keduanya terpenuhi
e. Sekolah
seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaruan tata
kehidupan masyarakat
Dalam
mengemban fungsi sekolah sebagai lembaga pengembangan masyarakat luar sekolah
maupun masyarakat sekolah, pengurus sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya
tergantung kepada kuantitas dan kualitas keluaran atau produk sekolah tersebut
dan berapa jauh masyarakat dapat menikmati produk sekolah.
Makin
luas sebaran produk sekolah dan makn meningkat kualitasnya, maka produk sekolah
tersebut telah membawa pengruh positif terhadap perkebangan masyarakat
Sedikitnya
ada 4 macam yang bias dilakukan oleh sekolah terhadap perkembangan pengaruh
tersebut adalah :
1. Mencerdaskan
kehidupan bangsa
Kecerdasan
masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan baik formal, ninformal maupun
informal. Sekolah merupakan pelaksana pendidikan formal paling tepat karena
programnya labih ideal dibandingkan lembaga pendidikan yang lain
2. Membawa
virus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
Kualitas hidup
masyarakat meningkat bila mereka tidak statis melainkan dinamis bermunculan
adanya pembaharuan, penemuan-penemuan baru baik ilmu pengatahan maupun
teknologi. Penemuan dapat terjadi dimasyarakat dan dapat juga disekolah. Namun
sudah menjadi tugas dan kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan
dan pembaharuan tersebut
3.
Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan
masyarakat
4.
Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga
tercipta integrasi social yang harmonis ditengah-tengah masyarakat
Kesadaran
hidup bernegara, kesatuan dan persatuan bangsa, serta loyalitas warga terhadap
nusa dan bangsanya secara tertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-murid
sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.
Di dalam tap MPR No.
IV/MPR/1993 ditegaskan bahwa, pendidikan berdasarkan atas Pancasila dan
bertujuan:
a. Meningkatkan
Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, Kecerdasan, Keterampilan
b. Memperingati
budi pekerti
c. Memperkuat
kepribadian
d. Mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Berdasarkan
rumusan tersebut diatas maka fungsi dan peranan sekolah terhadap masyarakat
ialah :
1. Meningkatkan
ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa
2. Meningkatkan
kecerdasan
3. Meningkatkan
keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meninggalkan
produksi kerja
4. Membentuk
pribadi dan budi pekerti
5. Melestarikan
nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat
Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah
Masyarakat
tumbuh dan berkembang. Masyarakat memiliki dinamika. Di samping itu, setiap
masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan pengalaman kesejahteraan
dan budayanya.
Identitas
yang dimiliki dan dinamika suatu masyarakat, secara langsung akan barpengaruh
terhadap tujuan orientasi dan proses pendidikan di persekolahan, terutama dalam
hal :
1. Orientasi dan tujuan pendidikan
Identitas
suatu masyarakat dan dinamikanya, senantiasa membawa pengaruh terhadap
orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini bisa dimengerti
karena sekolah merupakan institusi yang dilahirkan dari, oleh, dan untuk
masyarakat. Kemana program sekolah harus dibawa yang biasanya tercermin di
dalam kurikulum, di dalam kenyataanya selalu terjadi perubahan-perubahan di
dalam suatu jangka waktu tertentu. Perubahan-perubahan tersebut tidak dapat
dielakkan, sebab pertumbuhan dan perkembangan masyarakat memang memunculkan
orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan baru. Munculnya orientasi dan
tujuan-tujuan baru yang berkembang di dalam masyarakat, hal tersebut ikut
bergema di persekolahan baik dilihat dari kacamata makro maupun mikro.
Pengaruh
identitas sesuatu masyarakat terhadap program pendidikan di sekolah-sekolah,
bisa dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada
masing-masing negara. Setiap negara mempunyai ciri-ciri khas di dalam orientasi
dan tujuan pendidikannya. Pengaruh pertumbuhan dan perkembangan masyarakat,
juga terlihat di dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu
periode tertentu dengan periode berikutnya, dan begitu seterusnya. Oleh karena
itu, dalam kenyataanya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku
permanen, akan tetapi selalu dinilai, disempurnakan, disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan masyarakat yang terjadi. Soal orientasi kepada mutu atau
pemerataan juga dipengaruhi oleh tuntutan perkembangan masyarakat
2. Proses pendidikan di sekolah
Bagaimana
berlangsungnya proses pendidikan di sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh
masyarakat. Pengaruh masyarakat yang dimaksud, yaitu pengaruh sosial budaya dan
partisipasinya.
Kenyataan
sosial budaya masyarakat seperti feodal atau tidak, demokratis atau tidak,
bermentalitas modern atau tidak, kesemuanya berpengaruh terhadap proses
pendidikan yang berlangsung di sekolah. Sebab komponen-komponen manusiawi yang
terdapat di sekolah juga hidup dan diwarnai oleh nilai-nilai sosial budaya di
lingkungan masyarakatnya. Dalam hubngan ini, masyarakat sekolah dikatakan
sebagai miniatur dari masyarakat yang lebih luas di lingkungannya.
Partisipasi
masyarakat terhadap sekolah, apakah berwujud material atau spiritual, juga
jelas berpengaruh terhadap proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan
di sekolah melibatkan berbagai komponen, baik manusiawi maupun non manusiawi.
Berfungsinya
proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah, dalam kenyataannya
tergantung pada kualitas dan kuantitas komponen manusiawi, fasilitas dana, dan
perlengkapan pendidikan. Soal kualitas dan kuantitas komponen tadi, kalau
dikaji akan tampak batapa besar dipengaruhi oleh tingkat partisipasi
masyarakat.
Hubungan
pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi masyarakat dengan kualitas
proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah menuntut adanya jalinan
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Jalinan hubungan yang
dimaksud, realisasinya bisa diwujudkan di dalam berbagai bentuk dan jalinan.
Dalam hubungan ini, sangat diperlukan persepsi yang benar dan tanggung jawab
masyarakat terhadap eksistensi pendidikan persekolahan.
Perubahan-perubahan
yang ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan di sekolah, karena
perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyarakat. Sekolah
haruslah dapat mengajar anak-anak untuk dapat menemukan, mengembangkan, dan
menggunakan sumber-sumber yang ada di masyarakat (“it teches children to discover, develop and use the resources of the
local community”), demikian dikatakan oleh Havighurst dan Neugarten dalam
bukunya Society and Education. Lebih
jauh dikatakan oleh kedua tokoh tersebut, bahwa perubahan-perubahan sosial
telah menghasilkan perubahan system pendidikan dan pada saat yang sama para
pendidik juga mengadakan control dan mengarahkan perubahan sosial (sosial changes have produced changes in
education made system, and at the same time educator have made adaption in
schools and universities to help in the control and direction of sosial change).
Penghambat Hubungan Antara Sekolah
dan Masyarakat
Dalam
penjelasan dalam poin-poin sebelumnya telah dijabarkan berbagai
manfaat/pengaruh sekolah terhadap masyarakat maupun sebaliknya. Tetapi pada
kenyataan yang ada di masyarakat, tidak mudah membentuk korelasi yang baik
antara sekolah dengan masyarakat, yang di akibatkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Persepsi masyarakat yang salah
terhadap sekolah
Seperti
yang kita ketahui, tidak sedikit orang tua yang malas menyekolahkan anak-anaknya
meskipun dananya seharusnya bisa di usahakan, dikarenakan beberapa persepsi
yang salah terhadap pendidikan/ sekolah, antara lain:
1. Khususnya untuk orang tua wanita,
masih ada anggapan bahwa wanita tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, karena
jika sudah menikah kerjanya hanya di rumah mengurus suami.
2. Sekolah hanya tempat mencari ijasah.
Padahal di sekolah, anak tidak hanya di tuntut untuk mendapatkan nilai, tetapi
yang terpenting adalah ilmu, keterampilan, dan kreatifitas untuk bersaing di
dunia kerja.
3. Sekolah merupakan tempat penyebar
luasan budaya yang tidak baik. Seperti bicara kasar, jorok, misuh, dan
lain-lain.
4. Sekolah = ajang bisnis, masyarakat
berangggapan bahwa sumbangan-sumbangan yang diminta oleh sekolah adalah untuk
kepentingan guru-guru, serta petinggi-petinggi sekolah, padahal untuk
berjalannya kegiatan belajar mengajar juga butuh biaya.
5. Guru suka korupsi waktu. Mungkin
dulu memang begitu, tetapi sekarang di sekolah-sekolah sudah diterapkan sistim
baru untuk menghindari hal-hal yang demikian.
2. Kurangnya komunikasi
Untuk dapat terjalin hubungan yang
harmonis, hal yang tidak boleh dilupakan yaitu komunikasi. Bentuk-bentuk
komunikasi yang dapat dilakukan antara lain :
a. Memberikan informasi dan
menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang
membutuhkannya.
b. Membantu pemimpin yang karena
tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau
pihak-pihak yang memerlukannya.
c. Membantu pemimpin mempersiapkan
bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang
menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
d. Melaporkan tentang pikiran-pikiran
yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
e. Membantu kepala sekolah bagaimana
usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
f. Menyusun rencana bagaimana cara-cara
memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
3. Kurangnya Sarana Prasarana
Sarana
prasarana yang memadai selain menjadi kunci suksesnya proses belajar mengajar,
juga menjadi faktor pendukung terciptanya komunikasi yang baik antara sekolah
dengan masyarakat. Seperti, gedung pertemuan untuk wali murid, papan visi misi
dan tujuan sekolah tersebut, dan lain-lain.
Menjalin Hubungan Yang Baik Antara
Sekolah dan Masyarakat
Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung pada tiga lingkungan
yaitu lingkungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Artinya pendidikan tidak
akan berhasil kalau ketiga komponen itu tidak saling bekerjasama secara
harmonis. Kaufman menyebutkan patner/mitra pendidikan tidak hanya terdiri dari
guru dan siswa saja, tetapi juga para orang tua/masyarakat.
Dari
uraian di atas jelaslah bahwa lembaga pendidikan bukanlah lembaga yang berdiri
sendiri dalam membina pertumbuhan dan perkembangan putra-putra bangsa,
melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang
luas, dan bersama masyarakat membangun dan meningkatkan segala upaya untuk
memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta apabila lembaga pendidikan mau
membuka diri dan menjelaskan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana
masyarakat dapat berperan dalam upaya membantu sekolah/lembaga pendidikan
memajukan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Sekolah
pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi ganda terhadap masyarakat, yaitu
memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan bagi masyarakat sekitarnya, yang
oleh Stoop disebutnya sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (fungsi untuk
memajukan masyarakat melalui pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas).
Setiap
aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat inovatif, seharusnya
dikomunikasikan dengan masyarakat khususnya orang tua siswa, agar mereka
mengerti mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan oleh sekolah dan pada sisi
mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam merealisasikan program
inovatif tersebut.
Dengan hubungan yang harmonis
tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat (School Public Relation) yaitu:
Bagi Sekolah/lembaga pendidikan :
1. Memperbesar dorongan mawas diri, sebab
seperti diketahui konsep pendidikan sekarang adalah oleh masyarakat, untuk
masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya impelementasi
manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya kualitas sekolah
akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat
antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
2. Memudahkan/meringankan beban sekolah
dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di
tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah benar-benar mampu
menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan peningkatan sekolah.
Masyarakat akan mendukung sepenuhnya serta membantunya apabila sekolah mampu
menunjukkan kinerja yang berkualitas.
3. Memungkinkan upaya peningkatan
profesi mengajar guru. Sebab pada dasarnya laboratorium terbaik bagi lembaga
pendidikan adalah masyarakatnya sendiri.
4. Opini masyarakat tentang sekolah
akan lebih positif/benar. Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam
mewujudkan segala program dan rencana pengembangan sekolah secara optimal,
sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak.
5. Masyarakat akan ikut serta
memberikan kontrol/koreksi terhadap sekolah, sehingga sekolah akan lebih
hati-hati.
6. Dukungan moral masyarakat akan
tumbuh terhadap sekolah sehingga memudahkan mendapatkan bantuan material.
Bagi Masyarakat, dengan adanya
hubungan yang harmonis antar sekolah dengan masyarakat maka :
1. Masyarakat/orang tua murid akan
mengerti tentang berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan di
sekolah
2. Keinginan dan harapan masyarakat
terhadap sekolah akan lebih mudah disampaikan dan direalisasikan oleh pihak
sekolah.
3. Masyarakat akan memiliki kesempatan
memberikan saran, usul maupun kritik untuk membantu sekolah menciptakan sekolah
yang berkualitas.
IV.Kesimpulan
Pendidikan
merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya
keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai
tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan tersebut baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam
mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia Indonesia seluruhnya serta
menyiapkan SDM pembangunan.
Keluarga bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat, telah mulai
ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan
berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas.
Sumber :
http://jawigo.blogspot.com/2010/05/pengaruh-timbal-balik-antara-sekolah.html
http://jiamper.blogspot.com/2012/03/pengaruh-timbal-balik-antara-sekolah.html
Ihsan,Fuad, 1997, Dasar-dasar
Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar