Facebook

Hello! Comments Pictures

Kamis, 16 April 2015

HAKIKAT KEBUDAYAAN

1.  Pendapat Para Ahli

A.  Berbagai Rumusan Kebudayaan
Mencari Jawaban atas pertanyaan: apakah hakikat kebudayaan, bukan maksudnya kita akan memasuki suatu diskusi ilmiah yang berkepanjangan untuk mencari definisi mengenai apakah kebudayaan itu.
Pakar antropologi A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn dalam makalahnya yang termahsyur  “Culture: a Critical Review of Concepts and Definitions” yang terbit pada tahun 1952 telah menganalisis dan mengklasifikasi 179 definisi mengenai kebudayaan. Tentunya kita tidak perlu menganalisis lebih lanjut mahakarya kedua pakar tersebut. Yang penting pada kita ialah tidak ada suatu definisi yang sempurna dan akan memberikan kepuasan kepada semua pakar.
Apabila disimak berbagai usaha para pakar untuk mencari jawaban  terhadap pertanyaan apakah hakikat kebudayaan itu maka dapat disimpulkan bahwa inti dari setiap kebudayaan ialah manusia. Dengan kata lain kebudayaan adalah khas insani. Hanya manusia yang berbudaya dan membudaya.
Barangkali di sinilah terletak afinitas antara pendidikan dan kebudayaan. Kedua-duanya merupakan khas insani oleh sebab itu pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Symbol-simbol itu dapat kita lihat di dalam kebudayaan manusia. Seorang antropolog, Leslie White, menyatakan bahwa kebudayaan dilestarikan dan dikembangkan melalui symbol-simbol.
Adalah cukup menarik pendapat Beals dan Hoyer yang telah disinggung sebelumnya. Menurut kedua ahli ini kebudayaan diturunkan kepada generasi penerus lewat proses belajar melalui melihat, dan meniru tingkah laku orang lain. Namun dmeikian kebudayaan itu sendiri bukanlah tingkah laku. Yang dipelajari adalah cara bertindak (the ways of behaving).
Pada umumnya antropologi budaya mengenal relativisme budaya. Hal ini berarti bahwa perbedaan di dalam berbagai kebudayaan adalah kompleksitasnya bukan tinggi-rendah derajatnya. Setiap kebudayaan itu unik dan terus berkembang. Tidak ada suatu kebudayaan yang statis.


B.  Rumusan Edward B. Taylor
Edward B.Taylor dalam bukunya Primitive Culture yang terbit tahun 1871. Definisi Tylor mengenai budaya sebagai berikut:
“Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, seni moral, hukum adat-istiadat serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. “
Keterkaitan antara proses pendidikan dan proses pembudayaan.
1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks. Hal ini berarti bahwa kebudayaan merupakan suatu kesatuan dan bukan jumlah dari bagian-bagian.
2.  Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang a material artinya berupa bentuk-bentuk prestasi psikologis seperti ilmu pengetahuan kepercayaan seni dan sebagainya.
3.  Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-kelompok keluarga.
4.  Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti hokum adat-istiadat yang berkesimbungan.
5.    Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif, yang dapat dilihat.
6.    Kebudayaan diperoleh dari lingkungan.
7.    Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang hidup di dalam suatu masyarakat tertentu.
Rumusan Tylor juga menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kebudayaan (culture) dan peradaban (civilization).
Apakah implikasi rumusan Tylor tentang budaya yang dapat kita petik dalam usaha kita untuk mempunyai pengertian yang lebih jelas mengenai hakikat kebudayaan? Ada tiga hal yang patut dicatat yaitu:
1.   Adanya keteraturan dalam hidup bermasyarakat.
2.   Adanya proses pemanusiaan.
3.   Di dalam proses pemanusiaan itu terdapat suatu visi tentang kehidupan.

C.  Pandangan Ki Hadjar Dewantara
Konsep Ki Hadjar Dewantara tersebut dikenal sebagai teori Trikon. Menurut Ki Hadjar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman (kodrat dan masyarakat).
Rumusan tersebut mengandung beberapa hal penting yaitu : 1)Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan (nasional) dan mewujudkan sifat atau watak kepribadian bangsa. Inilah sifat kemerdekaan kebangsaan dalam arti cultural. 2) Tiap-tiap kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adat kemanusiaan pada hidup masing-masing bangsa yang memilikinya. Keluhuran dan kehalusan hidup manusia tersebut selalu dipakainya sebagai ukuran. 3) Tiap-tiap kebudayaan sebagai buah kemengangan manusia terhadap kekuatan alam dan zaman selalu memudahkan dan melancarkan hidupnya serta memberi alat-alat baru untuk meneruskan kemajuan hidup dan memudahkan serta memajukan dan mempertinggi taraf kehidupan.
Bagaimana usaha manusia mengembangkan kebudayaan? Ki Hadjar Dewantara mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 1) Pemeliharaan kebudayaan haruslah termaksud memajukan dan menyesuaikan kebudayaan dengan pergantian alam dan zaman. 2) Oleh karena isolasi kebudayaan akan mengalami kemunduran dan matinya hubungan kebudayaan dengan kodrat dan masyarakat. 3) Pembauran kebudayaan mengharuskan adanya hubungan dengan kebudayaan lain yang dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan sendiri. 4) kemajuan kebudayaan harus berupa lanjutan langsung dari kebudayaan sendiri (kontinuitas), menuju kea rah kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi) dan tetap terus mempunyai sifat kepribadian di dalam lingkungan kebudayaan dunia (konsentrisitas). Inilah yang dikenal sebagai teori Trikon yang terkenal itu.
Bagaimanakah pembinaan kebudayaan nasional Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara? Beliau mengemukakan sebagai berikut : 1) Adanya kesatuan alam dan zaman kesatuan sejarah dahulu dan sekarang maka kesatuan kebudayaan Indonesia hanyalah merupakan soal waktu dalam perwujudannya. 2) Sebagai bahan untuk membangun kebudayaan kebangsaan Indonesia diperlukan sari-sari dan puncak-puncak kebudayaan yang terdapat di seluruh daerah Indonesia untuk dijadikan sebagai modal isinya. 3) Dari luar lingkungan kebangsaan perlu diambil bahan-bahan yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan kita sendiri. 4) Di dalam memasukkan bahan-bahan, baik kebudayaan daerah kebudayaan asing perlu selalu diingat syarat-syarat Trikon dari perkembangan kebudayaan. 5) Dalam rangka kemerdekaan bangsa tidak cukup hanya berupa kemerdekaan politik, tetapi juga kesanggupan dan kemampuan mewujudkan kemerdekaan kebudayaan bangsa yaitu kekhususan dan kepribadian dalam segala sifat hidup dan penghidupannya di atas dasar adab kemanusiaan yang luas, luhur dan dalam.
Dewantara menyatakan bahwa memang seyogianya pendidikan akal harus dibangun setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya dan selebar-lebarnya agar peserta didik dapat membangun perikegidupannya lahir batin sebaik-baiknya.
Dengan demikian pendidikan kita telah terisilasi dari kebudayaan sehingga menghasilkan peserta didik yang berakal tetapi belum tentu bermoral. Dengan demikian pendidikan mempunyai arti atau hakikat di dalam proses pendidikan itu sendiri sebagai proses kebudayaan dan pembudayaan. Dengan demikian antara pendidikan dan kebudayaan tidak ada garis pemisah bahkan merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi di dalam proses kemanusiaan. Koentjaraningrat merumuskan kebudayaan sebagai “ Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya tiu.” Rumusan Koentjaraningrat mengenai hakikat kebudayaan tersebut menunjukkan dengan jelas afinitas hakikat pendidikan di dalam kebudayaan.


2.  Definisi Kebudayaan Menurut Saya :
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia yang memuat hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan juga merupakan cara hidup manusia yang selalu berkembang dan dimiliki bersama oleh suah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

3.   Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

0 komentar:

Posting Komentar