A.
PENGERTIAN
MAHA LUAS TENTANG PENDIDIKAN
Ditinjau
dari fungsinya, objek Ilmu Pendidikan dapat dibedakan menjadi: (1) objek formal
atau bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan,
dan (2) objek material atau aspek-aspek atau hal-hal yang menjadi garapan
langsung riset pendidikan. Objek formal ilmu berkenaan dengan bidang yang
menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan sebuah ilmu. Sedangkan objek material
ilmu berkenaan dengan aspek-aspek yang menjadi garapan penyelidikan langsung
ilmu yang bersangkutan.
Objek
formal ilmu Pendidikan adalah pendidikan, yang dapat diartikan secara maha
luas, sempit dan luas terbatas. Dalam pengertian maha luas, pendidikan sama
dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi
peertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar. Oleh karena itu,
pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar
setiap orang sapanjang hidupnya. Dalam pengertian yang maha luas, pendidikan
berlangsung tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hidup
(lifelong) sejak lahir (bahkan sejak
awal hidup dalam kandungan) hingga mati. Dengan demikian, tidak ada batas waktu
berlangsungnya pendidikan.
Selain
itu, dalam pengertian yang maha luas, tempat berlangsungnya pendidikan tidak
terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk sekolah,
tetapi berlangsung dalam segala bentuk lingkungan hidup manusia.
Ivan
Illich berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga
tujuan, yaitu (1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah
memperoleh sumber belajar pada setiap saat, (2) memungkinkan semua orang yang
ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah
melakukannya, demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya, dan (3) menjamin
tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
B.
PENGERTIAN
SEMPIT TENTANG PENDIDIKAN
Dalam
pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah atau persekolahan (schooling). Sekolah adalah lembaga
pendidikan formal sebagai salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia, di
samping keluarga, dunia kerja, Negara, dan lembaga keagamaan. Sekolah sebagai
hasil rekayasa manusia diciptakan untuk menyelenggarakan pendidikan, dan
penciptaan berkaitan erat dengan penguasaan bahasa tertulis dalam masyarakat,
yang berkembang makin sistematis dan meningkat.Oleh karena itu pendidikan dalam
arti sempit adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial
mereka. Jelas kiranya bahwa definisi pendidikan dalam arti sempit secara
tersurat atau tersirat memperlihatkan keterbatasan dalam waktu, tempat, bentuk
kegiatan dan tujuan dalam proses berlangsungnya kehidupan.
Dalam
arti sempit, pendidikan tidaklah berlangsung seumur hidup, tetapi berlangsung
dalam jangka waktu yang terbatas, (Ivan Illich menyebutkan “age specific”),
yaitu pada masa anak dan remaja. Dalam arti sempit, pendidikan tidak
berlangsung di mana pun dalam lingkungan hidup, tetapi di tempat tertentu yang
telah ditentukan dan direkayasa untuk khusus berlangsungnya pendidikan. Dalam
pengertian sempit, bentuk pendidikan adalah terstruktur. Hal ini mengandung
arti bahwa pendidikan merupakan lembaga formal yang diciptakan khusus untuk
menyelenggarakan kegiatan pendidikan tertentu yang harus mengacu pada
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, yang secara teknis dikendalikan oleh
guru (teacher-directed). Peranan guru
dalam penyelenggaraan bentuk-bentuk kegiatan pendidikan adalah sentral.
Dalam
pengertian sempit, tujuan pendidikan tidak melekat bersatu dalam setiap proses
pendidikan, tetapi dirumuskan sebelum proses pendidikan berlangsung, dengan
demikian di luar proses pendidikan. Tujuan pendidikan terbatas pada penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu yang sesuai dengan jenis peranan
professional dan sosial yang diharapkan dapat dimainkan dengan tepat.
Setiap
disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda.
a.
Berdasarkan hasil studi terhadap objek
formalnya masing-masing, setiap disiplin ilmu menghasilkan perbedaan pula
mengenai konsep atau definisi yang identik dengan pendidikan.
b.
Berdasarkan pendekatan sosiologi,
pendidikan identik dengan sosialisasi (socialization).
c.
Berdasarkan pendekatan antropologi,
pendidikan identik dengan enkulturasi (enculturation).
d.
Berdasarkan pendekatan ekonomi,
pendidikan identik dengan penanaman modal pada diri manusia (human investment).
e.
Berdasarkan pendekatan politik,
pendidikan identik dengan civilisasi (civilization).
f.
Berdasarkan pendekatan psikologis,
pendidikan identik dengan personalisasi atau individualisasi (personalization
atau individualization).
g.
Berdasarkan pendekatan biologi,
pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation).
C.
PENGERTIAN
LUAS TERBATAS TENTANG PENDIDIKAN
Definisi
alternatif adalah definisi dialektis yang mencoba memadukan
pengertian-pengertian yang menjadi kekuatan pada definisi maha luas dan
definisi sempit, yang sekaligus menghilangkan kelemahan-kelemahannya. Edgar
Faure merumuskan makna pendidikan sebagai usaha memaksimalkan (maksimalisasi)
peranan pengajar di sekolah dan pendidikan di luar sekolah.
Pendidikan
adalah menjadikan pengajaran di sekolah bersifat kegiatan belajar, dan
pendidikan di luar sekolah makin terprogram dan produktif, untuk menuju
tercapainya manusia seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya, cara-cara
mengutarakannya yang kompleks dan dalam segala kewajibannya sebagai perorangan,
anggota keluarga dan anggota masyarakat, sebagai penduduk dan penghasil atau
penemu teknik-teknik dan pemimpin yang kreatif, serta masyarakat yang terus
belajar, yaitu masyarakat yang anggotanya tidak lagi asyik mencari pengetahuan
sekali saja untuk selama-lamanya sepanjang hidupnya, tetapi harus belajar
membangun suatu badan pengetahuan untuk seumur hidup yang senantiasa berkembang
– yaitu “belajar untuk hidup”.
Dalam
Introduction to Philosophy of Education dari Stella van Petten Henderson
mencoba memadukan pengertian pendidikan sebagai pengembangan potensi-potensi
yang terdapat dalam diri seseorang, dan pendidikan sebagai warisan social dari
generasi tua kepada generasi muda. Dalam semangat dialektis, Henderson
mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: “… Pendidikan sebagai suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan – berarti sebagai suatu hasil interaksi seseorang
individu dengan lingkungannyabaik fisik maupun social, mulai dari lahir sampai
akhir hayatnya – sebagai suatu proses dengan pewarisan social sebagai bagian
dari lingkungan social yang dipergunakan menjadi suatu alat untuk perkembangan
dari pribadi-pribadi sebaik dan sebanyak mungkin, laki-laki dan wanita yang
hendak meningkatkan kesejahteraan masyarakat…” (Henderson, hlm. 44).
Sumber :
Abdulhak Ishak. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004.
0 komentar:
Posting Komentar