1.
Pengertian
Pengetahuan dan
Ilmu Pengetahuan
1)
Pengertian Pengetahuan
Persoalan
pengetahuan yang menekankan pada hakikat pengetahuan, dijawab oleh
aliran-aliran berikut ini :
a.
Idealisme, berpendirian bahwa pengetahuan adalah suatu proses
mental ataupun proses psikologisyang sifatnya subyektif. Pengetahuan merupakan
gambaran subyektif tentang kenyataan.Pengetahuan tidak memberikan gambaran yang
tepat tentang hakekat sesuatu yang berada di luar pikiran manusia.
b.
Empirisme, berpendirian bahwa hakekat pengetahuan adalah berupa
pengalaman kusus yang diperoleh secara langsung dengan indera.
c.
Positivisme, berpendirian bahwa kepercayaan yang dogmatis harus
digantikan dengan pengetahuan yang faktawi. Sehingga tidak perlu memperhatikan
pengalaman.
d.
Pragmatisme, tidak mempersoalkan hakikat pengetahuan melainkan apa
guna pengetahuan tersebut ? Pengetahuan dipandang sebagai sarana dalam
perbuatan.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya
ketika seseorang mencicipi masakanyang
baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
2)
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Pengertian ilmu menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :
a.
Ashley
Montagu menyebutkan bahwa “Science is a
systemized knowledge services form observation, study, and experimentation
carried on under determine the nature of principles of what being studied.”
(ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang
berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan
prinsip hal yang sedang dipelajari).
b.
Harold
H. titus mendefinisikan “Ilmu (Science) diartikan sebagai
common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap
benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi
yang teliti dan kritis).
c.
Dr.
Mohammad Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah
yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut
bangunannya dari dalam.”
d.
Drs.
H. Ali As’ad dalam buku Ta’limul Muta’allim
menafsirkan ilmu sebagai :“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh
seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu.
a) Objektif. Ilmu harus memiliki
objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b)
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
c)
Sistematis. Dalam perjalanannya
mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan
terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu
sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d) Universal. Kebenaran yang hendak dicapai
adalah kebenaran universal yang bersifat umum . Contoh: semua segitiga bersudut
180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan
ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal)
yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam
ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan adalah
terletak pada konsep dari keduanya, dimana pengetahuan lebih spontan sifatnya,
sedangkn ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif, sesuai dengan
pengertiannya bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan
manusiayang telah dibakukan secara sistematis.Dengan demikian pengetahuan jauh
lebih luas daripada ilmu pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala
sesuatuyang diketahui manusia tanpa perlu berarti telah dibakukan secara
sistematis.
Dari definisi diatas maka dapat
dikatakan Ilmu pengetahuan secara etimologi merupakan kata bentukan yang
berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Ilmu adalah suatu hasil dari
proses kerja otak, sedangkan pengetahuan yang berkata dasar tahu artinya
sadar/insaf dengan penambahan afiksasi pe-an ( pengetahuan) menjadi kata benda
artinya kumpulan dari hasil kesadaran manusia terhadap sesuatu. Misalnya
kesadaran manusia terhadap fenomena alam maka muncul Ilmu alam, kesadaran
manusia terhadap fenomena sosial maka muncul ilmu sosial, kesadaran manusia
terhadap fenomena kebudayaan maka muncul ilmu budaya dan lain sebagainya
2. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
Melanjutnya
pembahasan sebelumnya mengenaipengertian ilmu pengetahuan maka selanjutnya akan dijelaskan mengenai ciri ilmu
pengetahuan.
Dalam
buku Filsafat Ilmu dikutip beberapa
pendapat ahli mengenai ciri ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah antara lain :
Menurut The
Liang Gie (1987), ilmu pengetahuan dicirikan :
1)
Empiris, artinya pengetahuan diperoleh berdasarkan pengamatan
dan percobaan;
2)
Sistematis, artinya berbagai keterangan dan data yang tersusun
sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan yang teratur
3)
Objektif, artinya ilmu pengetahuan itu bebas dari prasangka
perseorangan dan kesukaan pribadi;
4)
Analitis, artinya pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan
pokok soalnya dan peranan dari bagian-bagian itu
5)
Verifikatif, artinya dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun
Berdasarkan pendapat Daoed Joesoef (1987),
pengertian ilmu mengacu pada tiga hal yaitu produk, proses dan masyarakat Ilmu
pengetahuan sebagai produk yaitu pengetahuan yang telah diketahui dan diakui
kebenarannya oleh masyarakat ilmuwan. Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas
pada kenyataan-kenyataan yang mengandung kemungkinan untuk disepakati dan
terbuka untuk diteliti, diuji, dan dibantah oleh seseorang.
Ilmu
pengetahuan tidak bisa menjawab semua pertanyaan.
Ilmu
memiliki keterbasan dan membatasi lingkup kajiannya pada batas pengalaman
manusia. Hal ini menurut Jujun S. Suriasumantri (2003) karena fungsi ilmu itu
sendiri dalam kehidupan manusia yaitu sebagai alat membantu manusia dalam
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari .
Hasil ilmiah
bersifat universal.
Ilmu
mengasumsikan bahwa alam semesta ini, seperti namanya, sebuah sistem tunggal
yang luas di mana aturan-aturan dasar di mana-mana sama. Pengetahuan yang
diperoleh dari mempelajari salah satu bagian dari alam semesta ini berlaku
untuk bagian lain.
Ide-ide
ilmiah atau kesimpulan dapat berubah dan bersifat tentatif.
Ilmu dapat
menerima revisi (hukum-hukum, teori, prinsip, standar, dan lainnya) melalui
pengujian terus menerus dan evaluasi, peer review atau replikasi. Pada
prinsipnya, teori apapun dapat berubah setelah upaya pembantahan dan
teori-teori baru dapat menggantikan yang lama.Hal ini menyebabkan ilmu
pengetahuan dapat mengatasi masalahnya sendiri.
Sains
menuntut bukti kuat
Ilmu
mengandalkan diverifikasi, terukur, bukti yang sah, yaitu, data yang akurat,
pada setiap tahap proses ilmiah. Bukti-bukti dapat dikumpulkan oleh pengukuran
dan hanya dengan indera kita, atau ekstensi dari indera kita (instrumen).Keputusan ilmiah atau
evaluasi tidak dipengaruhi oleh perasaan manusia, pengalaman masa lalu atau
keyakinan.
Pengembangan
ilmu dan pengetahuan ilmiah yang tidak dipengaruhi oleh faktor manusia, seperti
prasangka, bias, berpikir atau berharap angan, keyakinan pribadi atau prioritas
atau preferensi, kebangsaan, jenis kelamin, asal etnis, usia, keyakinan
politik, moral dan penilaian estetika dan pilihan atau agama.
Ilmu
dibentuk oleh logika
Kehadiran
data yang akurat tidak cukup bagi kemajuan ilmu pengetahuan.Konsep-konsep
ilmiah tidak muncul secara otomatis dari data atau dari jumlah analisis saja.
Logika (pengetahuan) dan kreativitas diperlukan untuk membentuk mereka ke dalam
hasil ilmiah.
Semua
pertanyaan ilmiah harus sesuai dengan prinsip-prinsip logis penalaran-yaitu,
untuk menguji validitas argumen dengan menerapkan kriteria tertentu inferensi,
demonstrasi, dan rasional.
Menurut Van
Melsen (1985) Beberapa ciri ilmu pengetahuan lain adalah 4 :
1)
Ilmu pengetahuan adalah logis (menggunakan formula
berdasarkan logika), wajar, dan rasional.
2)
Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena erat kaitannya
dengan tanggung jawab ilmuwan.
3)
Ilmu pengetahuan bersifat universal
4)
Obyektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh obyek
dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subyektif.
5)
Ilmu pengetahuanharus dapat diverifikasi oleh semua
peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena ilmu pengetahuan harus dapat
dikomunikasikan.
6)
Progresivitas,artinya suatu jawaban ilmiah baru
bersifat ilmiah apabila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru
lagi.
7)
Kritis,artinya tidak ada teori yang definitif, setiap
teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
8)
Ilmu pengetahuanharus dapat digunakan sebagai
perwujudan keberaturan antara teori dengan praktik.
3.
Revolusi
Ilmu Pengetahuan
Revolusi ilmu pengetahuan merupakan suatu revolusi yang
menandakan bangkitnya kelompok intelektual bangsa Eropa mengenai cara berpikir
keilmiahan. Revolusi ilmu pengetahuan adalah sebuah revolusi mengenai perubahan
cara berpikir serta persepsi manusia dalam mendapatkan pengetahuan bagi
dirinya. Perubahan persepsi manusia tersebut adalah perubahan dari cara
berpikir yang ontologis ke cara berpikir matematis. Cara berpikir ontologis
adalah warisan yang ditinggalkan bangsa Eropa ketika Abad Pertengahan
diberlakukan hukum agama bagi segala-galanya, termasuk kegiatan ilmu
pengetahuan.Saat Abad Renaissance manusia tidak lagi menjadi citra Tuhan, tetapi manusia juga memiliki
rasio atau kesadaran manusia
serta kreativitas keinginan untuk maju, memperbaiki kebudayaan
manusia.Pengetahuan dilandaskan rasionalitas dan empiristis yang berkembang
pesat dengan pendekatan matematis yang diterapkan dalam kajiannya.
Cara
berpikir mekanistis dalam revolusi ilmu pengetahuan yangdipelopori oleh Newton
menjadi semacam gaya para intelektual untuk membuatanalisis dalam
penelitiannya.Pendekatan yang bersifat kausalitas yang didukungdengan percobaan
atau eksperimen melalui usaha uji coba model tiruan dari objek yang
sesungguhnya membuat para peneliti
dapat mengembangkan penelitiannyadengan
lebih sempurna.
Salah
satu pemikir atau ilmuwan yang memberikan kontribusi besar dalam revolusi
ilmiah adalah Thomas Samual Kuhn, seorang tokoh yang lahir diCincinnati, Ohio. Munculnya buku
beliau yang berjudul ”The Structure
of Scientific Revolutions” banyak mengubah persepsi orang tentang apa
yangdinamakan ilmu. Jika sebagian orang mengatakan pergerakan ilmu itu linier-akumulatif,
maka Thomas Kuhn mengatakan, ilmu bergerak melalui tahapan-tahapan yang akan
berpuncak pada kondisi normal dan kemudian krisis karenatelah digantikan oleh
ilmu atau paradigma baru.
Revolusi ilmu Pengetahuan menurut Thomas
Samuel Kuhn.
Thomas Samuel Kuhn (1922-1996) menulis panjang lebar tentang
sejarahilmu pengetahuan, dan mengembangkan beberapa gagasan penting dalam
filsafatilmu pengetahuan. Ia sangat terkenal karena bukunya “The Structure of ScientificRevolutions” di mana ia menyampaikan
gagasan bahwa sains tidak "berkembangsecara bertahap menuju
kebenaran", tapi malah mengalami revolusi periodik yangdia sebut
pergeseran paradigma. Analisis Kuhn tentang sejarah ilmu pengetahuanmenunjukkan
kepadanya bahwa praktik
ilmu datang dalam tiga fase; yaitu:
1)
Tahap pertama, tahap pra-ilmiah, yang mengalami
hanya sekali dimana tidak ada konsensus tentang teori apapun. Penjelasan
fase ini umumnya ditandai oleh beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak
lengkap. Akhirnya salah satu dariteori ini "menang".
2)
Tahap kedua, Normal Science. Seorang ilmuwan
yang bekerja dalam fase inimemiliki teori override (kumpulan teori) yang oleh
Kuhn disebut sebagai paradigma. Dalam ilmu pengetahuan normal, tugas
ilmuwan adalah rumit,memperluas, dan lebih membenarkan paradigma. Akhirnya,
bagaimanapun,masalah muncul, dan teori ini diubah dalam ad hoc cara untuk
mengakomodasi bukti eksperimental yang mungkin tampaknya bertentangan
dengan teori asli.Akhirnya, teori penjelasan saat ini gagal untuk menjelaskan
beberapa fenomena atau kelompok daripadanya, dan seseorang
mengusulkan penggantian atau redefinisi dari teori ini.
3)
Tahap ketiga, pergeseran paradigma, mengantar
pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner. Kuhn percaya bahwa semua
bidang ilmiah melalui pergeseran paradigma ini berkali-kali, seperti
teori-teori baru menggantikanyang lama.Sebagai contoh fenomena adanya pergeseran
paradigma ini adalah tentang pendapat Copernicus bahwa bumi berputar
mengelilingi matahari, sebelumnyaPtolemeus menyatakan bahwa matahari dan planet-planet
lain serta bintang- bintang, berputar mengelilingi bumi.
4. Pengelompokan
Ilmu Pengetahuan
Apabila kita berbicara mengenai
ilmu pengetahuan, apa yang terlintas dalam pikiran kita? Suatu mata pelajaran.Memang tidak
dapat dipungkiri
dari sekian banyak mata pelajaran yang kita pelajari di sekolah adalah ilmu
pengetahuan.Ini berarti ilmu pengetahuan yang ada di dunia jumlahnya sangat
banyak.Lantas, dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang berkembang, bagaimana
kita mempelajarinya?
Para
ahli telah memikirkan semua itu, sehingga dibuatlah pengelompokan ilmu
pengetahuan.Secara umum ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
Yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan
atas objek atau bidang kajian (M. Nata Saputra, S.H.) dan didasarkan pada
tujuan pengkajiannya.
a. Ilmu pengatahuan yang didasarkan
atas objek atau bidang kajian antara lain, ilmu pengetahuan alam (natural sciences), ilmu pengetahuan
sosial (social sciences), dan ilmu
pengetahua budaya (humanistics study).
a)
Ilmu
pengetahuan alam (natural sciences)
Ilmu pengetahuan alam (natural
sciences) merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam,
baik hayati maupun nonhayati. Yang termasuk dalam lmu ini adalah biologi,fisika, kimia, dan
lain-lain.
b)
Ilmu
pengetahuan sosial (social sciences)
Ilmu pengetahuan sosial (social sciences) adalah ilmu yang
mengkaji kehidupan bersama manusia dengan sesamanya seperti, antropologi,
sosiologi, ekonomi, dan lain-lain.
c)
Ilmu
pengetahuan budaya (humanistics study)
Ilmu pengetahuan budaya merupakan
ilmu yang mempelajari manifestasi atau perwujudan spiritual dari kehidupan
bersama manusia.
b. Ilmu pengatahuan yang didasarkan pada
tujuan pengkajiannya dikelompokkan
menjadi
ilmu murni (pure sciences) dan ilmu
terapan (applied sciences).
a)
Ilmu
murni (pure sciences)
Ilmu murni (pure science) merupakan suatu ilmu yang bertujuan mendalami teori
untuk memajukan atau memperkaya khazanah ilmu tersebut.Contoh, seseorang ingin
menguji kebenaran teori konflik yang dikemukakan oleh Ralp Dahrendorf.Menurutnya
(sebagaimana dikutip George Ritzer: 2003),
setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan
pertentangan yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan masyarakat.
Berdasarkan teori itulah seseorang melakukan sejumlah penelitian untuk
membuktikan kebenaran teori tersebut. Hasil dari penelitian itu akan
menghasilkan suatu ilmu yang termasuk ilmu murni atau pure science.
b)
Ilmu
terapan (applied sciences)
Ilmu terapan (applied science) merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah praktis, sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat.Misalnya, akhir-akhir ini di Indonesia disibukkan
dengan bencana gempa dan gelombang tsunami yang melanda di sebagian besar
wilayahnya. Mulai Aceh, Lampung, Ciamis, Cilacap, Bantul, Singaraja, bahkan
Minahasa. Akibatnya, ketenangan masyarakat menjadi terganggu, rasa ketakutan
menyelimuti hampir seluruh warga pesisir pantai.
Source :
- The Liang Gie. Dikutip dari
buku Surajiyo. 2007. Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia.
Jakarta : Bumi Aksara., p. 59
- Daoed Joesoef. Dikutip dari
buku Surajiyo. 2007. Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia.
Jakarta : Bumi Aksara., p. 59
- Jujun S. Suriasumantri. (2003).
Filsafat Ilmu : sebuah pengantar populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
p : 91
- Fuad Ihsan (2010).Filsafat Imu.
Jakarta : Rineka Cipta., p.90, 91, 114
- http://www.scribd.com/doc/36361553/Revolusi-Ilmu-Pengetahuan
- http://www.stiabinabanua.ac.id/dwn/iad%20klh%201-iv%202008.doc
0 komentar:
Posting Komentar