Facebook

Hello! Comments Pictures

Selasa, 14 April 2015

Revolusi Ilmu Pengetahuan

Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan revolusi ilmu pengetahuan?Apakah revolusi tersebut memiliki kegunaan?Revolusi ilmu pengetahuan muncul di Eropa sekitar Abad XVII ketika sedang dilanda krisis kehidupan yang cukup berat.
Kehidupan ekonomi yang tidak menguntungkan sebagian rakyat jelata dan kehidupan kenegaraan feodalisme yang sangat matrealistis kapitalis menyebabkan gejolak pada bangsa Eropa. Beberapa revolusi terjadi antara lain, Revolusi Industri, Revolusi Pertanian, Revolusi Perancis, dan Revolusi Ilmu Pengetahuan.
Revolusi ilmu pengetahuan merupakan suatu revolusi yang menandakan bangkitnya kelompok intelektual bangsa Eropa mengenai cara berpikir keilmiahan. Revolusi ilmu pengetahuan adalah sebuah revolusi mengenai perubahan cara berpikir serta persepsi manusia dalam mendapatkan pengetahuan bagi dirinya. Perubahan persepsi manusia tersebut adalah perubahan dari cara berpikir yang ontologis ke cara berpikir matematis mekanistis. Cara berpikir ontologis adalah warisan yang ditinggalkan bangsa Eropa ketika Abad Pertengahan diberlakukan hukum agama bagi segala-galanya, termasuk kegiatan ilmu pengetahuan.Saat Abad Renaissance manusia tidak lagi menjadi citra tuhan, tetapi manusia juga memiliki rasio atau keadaran manusia serta kreativitas keinginan untuk maju, memperbaiki kebudayaan manusia.Pengetahuan dilandaskan rasionalitas dan empiristis yang berkembang pesat dengan pendekatan matematis yang diterapkan dalam kajiannya.
Dunia manusia dan pengetahuannya adalah dunia antroposentris, dunia yang terpusat pada "kekuataan" akal budi manusia. Pada masa Renaissance dibangun kejayaan bangsa Eropa, yaitu mulai dipelajarinya pengetahuan yang berlandaskan rasionalitas dan empiristis. Berbagai peninggalan bangunan, yang megah seperti karya seni (seni lukis, pahat dan arsitektur) yang berada di daratan Eropa menandai bangkitnya bangsa Eropa untuk menguasai dunia seni maupun ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh pembaharu Humanis Renaissance, seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo. N. Copernicus, J. Keppler dan Galileo Galilei sangatlah termashur dengan karya-karya seni dan penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Fenomena alam, sosial budaya dipelajari, diamati secara cermat untuk kemudian dimanfaatkannya. Dari upaya yang cukup lama dan tak kenal lelah, maka berkembanglah ilmu-ilmu pengetahuan kealaman seperti fisika, ilmu kimia, kedokteran dan itu berkembang hingga ke Abad Aufklaerung (Abad Pencerahan), abad XVIII. Perintis ilmu fisika adalah Sir Isaac Newton yang mendasarkan fisika klasik dengan bukunya "Philosophiae NaturalisPrincipia Mathematica" - “Ilmu Pengetahuan Alam berdasarkan prinsip-prinsip matematis”. Sejak itulah ilmu pengetahuan berkembang pesat dengan pendekatan matematis yang diterapkan dalam kajiannya.
Cara berpikir matematis mekanistis dalam revolusi ilmu pengetahuan yang dipelopori oleh Newton menjadi semacam gaya para intelektual untuk membuat analisis dalam penelitiannya. Pendekatan yang bersifat kausalitas yang didukung dengan percobaan atau eksperimen melalui usaha uji coba model tiruan dari objek yang sesungguhnya membuat para peneliti dapat mengembangkan penelitiannya dengan lebih sempurna.
Akibat dari perjalanan proses revolusi ilmu pengetahuan, memunculkan adanya nilai-nilai dasar yang tampil dalam perubahan cara berpikir manusia. Nilai-nilai dasar itu adalah nilai alam, budaya dan ekonomi.
Akibat dari "perjalanan" dan proses revolusi ilmu pengeta-huan, memunculkan adanya nilai-nilai dasar yang tampil pada perubahan cara berpikir manusianya. Nilai-nilai dasar itu, pertama nilai alam. Alam semesta memiliki tata susunan yang berada pada hukum alam dan kosmos adalah sesuatu yang dianggap memiliki struktur tertentu. Kedua, nilai budaya. Kemajuan manusia ditandai dengan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk memajukan kebudayaan manusia. Dengan kemajuan manusia terutama dalam cara berpikir yang antroposentris, manusia mampu mengubah kebudayaannya dan teknologinya menjadi sesuatu yang sangat berarti dan bermakna bagi kehidupan manusia melalui proses belajar. Ketiga, nilai ekonomi. Nilai ini tercipta karena para pelaku revolusi ilmu pengetahuan memiliki semangat kerja yang tinggi. Para ilmuwan mulai menciptakan teknologi yang tepat guna bagi kebutuhan masyarakat, sehingga diciptakan mesin untuk mengisi kebutuhan kehidupan manusia dalam berbagai sektor industri. Pada awalnya industri mula-mula berasal dari kerja rumahan (industri rumahan) hingga ke industri pabrikasi. Hasil atau barang yang diciptakan berkat adanya mesin-mesin (industri pabrikasi) tersebut dan mampu menembus pasaran dengan daya jual yang tinggi. Dengan demikian tercipta adanya nilai ekonomis yang menuntut kemandirian, tanggung jawab serta kerjasama diantara para pelaku tersebut agar nilai ekonomis dapat dimanfaatkan tidak hanya bagi sekelompok orang saja tapi seluruh masyarakat.
Revolusi sains sebagai epesode perkembangan nonkomulatif yang didalamnya paradigma yang lama di gantikan seluruhnya atau sebagian oleh paradigma baru yang tidak dapat didamaiakan dengan paradigma sebelumnya
Revolusi politik di bawa oleh kesadaran yang semakin tumbuh, yang seringterbatas pada suatu segmen dari masyarakat politik, bahwa lembaga-lembaga yangtidak lagi memadai untuk menghadapi masalah-masalah yang di kemukakan olehlingkungan yang sebagian di ciptakan oleh lembaga-lembaga itu.Revolusi sains dibawa oleh kesadaran yang semakin tumbuh yang sering terbatas pada subdevisiyang sempit dari masyarakat sains, bahwa paradigma yang ada tidak lagi berfungsi secara memadai dalam eksplorasi suatu aspek dari alam.  Perkembangan politik maupun sains, kesadaran akan adanya fungsi yang dapat menyebabkankrisis merupakan prasyarat bagi revolusi.
Revolusi politik bertujuan mengubah lembaga-lembaga politik itusendiri.oleh sebab itu, keberhasilannya memerlukan pelepasan sebagian dari perangkat lembaga untuk di ganti oleh yang lain, dan masyarakat tidak sepenuhnya di perintah oleh lembaga tersebut. Mula-mula hanya krisis yang mengurangi lembaga politik, seperti menurunnya peran paradigma. Hal ini bertujuan berdemonstrasikan bahwa study historis tentang perubahan paradigm menyingkap karakteristik yang mirip dalam evolusi sains. Seperti pemulihan diantara lembaga-lembaga politik yang berkompetisi, pemilihan diantara pemerintah paradigma yang bersaingan ternyata merupakan pemilihan diantara modus-modus kehidupan masyarakat yang bertentangan.Karena yang memilikikarakter itu, pemilihannya tidak dapat di tentukan dengan prosedur evaluatif yangmenjadi karakteristik yang normal, sebab tergantung pada paradigma tertentu dan paradigma itu sedang di permasalahkan sebagaimana mestinya. Masuk pada debat paradigma, maka perannya perlu sekuler untuk membela paradigma itu,sekuleritas yang dilibatkan itu menyebabkan argumen-argumen salah bahkantidak berpengaruh.
Revolusi ilmu pengetahuan merupakan suatu revolusi yang menandakan bengkitnya kelompok intelektual bangsa Eropa mengenai cara bepikir keilmiahan.Revolusi ilmu pengetahuan adalah sebuah revolusi mengenai perubahan cara berpikir serta persepsi manusia dalam mendapatkan pengetahuan bagi dirinya.Perubahan persepsi manusia tersebut adalah perubahan dari cara berpikir yangontologis ke cara berpikir matematis mekanistis. Pada abad pertengahandiberlakukan hukum agama bagi segala-galanya, termasuk kegiatan ilmu pengetahuan.Saat abad Renaissance manusia tidak lagi menjadi citra tuhan, tetapimanusia juga memiliki rasio atau kesadaran manusia serta kreativitas keinginanuntuk maju, memperbaiki kebudayaan manusia.Pengetahuan dilandaskanrasionalitas dan empiristis yang berkembang pesat dengan pendekatan matematisyang diterapkan dalam kajiannya.
Cara berpikir mekanistis dalam revolusi ilmu pengetahuan yangdipelopori oleh Newton menjadi semacam gaya para intelektual untuk membuatanalisis dalam penelitiannya. Pendekatan yang bersifat kausalitas yang didukungdengan percobaan atau eksperimen melalui usaha uji coba model tiruan dari objek yang sesungguhnya membuat para peneliti dapat mengembangkan penelitiannyadengan lebih sempurna.
Salah satu pemikir atau ilmuwan yang memberikan kontribusi besar dalam revolusi ilmiah adalah Thomas Samual Kuhn, seorang tokoh yang lahir diCincinnati, Ohio. Munculnya buku beliau yang berjudul ”The Structure of Scientific Revolutions” banyak mengubah persepsi orang tentang apa yangdinamakan ilmu. Jika sebagian orang mengatakan pergerakan ilmu itu linier-akumulatif, maka Thomas Kuhn mengatakan, ilmu bergerak melalui tahapan-tahapan yang akan berpuncak pada kondisi normal dan kemudian krisis karenatelah digantikan oleh ilmu atau paradigma baru.
Thomas Kuhn, mula-mula sebagai seorang ahli fisika yang dalam perkembangannya mendalami sejarah ilmu dan filsafat ilmu. Beliau lebihmengutamakan sejarah ilmu sebagai titik awal segala penyelidikannya.Filsafatilmu diharapkan bisa semakin mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah yangsesungguhnya. Begitu urgensinya sejarah ilmu ini dalam membuktikan teori-teoriatau sistem, dapat menghantarkan kemajuan revolusi-revolusi ilmiah.

REVOLUSI SAINS MENURUT THOMAS KUHN
Thomas Samuel Kuhn (1922-1996) menulis panjang lebar tentang sejarahilmu pengetahuan, dan mengembangkan beberapa gagasan penting dalam filsafatilmu pengetahuan. Ia sangat terkenal karena bukunya “The Structure of ScientificRevolutions” di mana ia menyampaikan gagasan bahwa sains tidak "berkembangsecara bertahap menuju kebenaran", tapi malah mengalami revolusi periodik yangdia sebut pergeseran paradigma. Analisis Kuhn tentang sejarah ilmu pengetahuanmenunjukkan kepadanya bahwa praktek ilmu datang dalam tiga fase; yaitu:
1)   Tahap pertama, tahap pra-ilmiah, yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus tentang teori apapun. Penjelasan fase ini umumnya ditandai oleh beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya salah satu dariteori ini "menang".
2)   Tahap kedua, Normal Science. Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase inimemiliki teori override (kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai paradigma. Dalam ilmu pengetahuan normal, tugas ilmuwan adalah rumit,memperluas, dan lebih membenarkan paradigma. Akhirnya, bagaimanapun,masalah muncul, dan teori ini diubah dalam ad hoc cara untuk mengakomodasi bukti eksperimental yang mungkin tampaknya bertentangan dengan teori asli.Akhirnya, teori penjelasan saat ini gagal untuk menjelaskan beberapa fenomena atau kelompok daripadanya, dan seseorang mengusulkan penggantian atau redefinisi dari teori ini.
3)      Tahap ketiga, pergeseran paradigma, mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner. Kuhn percaya bahwa semua bidang ilmiah melalui pergeseran paradigma ini berkali-kali, seperti teori-teori baru menggantikanyang lama.
Sebagi contoh fenomena adanya pergeseran paradigma ini adalah tentang pendapat Copernicus bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, sebelumnyaPtolemeus menyatakan bahwa matahari dan planet-planet lain serta bintang- bintang, berputar mengelilingi bumi.Contoh lainnya yang lebih baru adalah penerimaan Einstein relativitas umum untuk menggantikan Newton tentanggravitasi pada tahun 1920 dan 1930; dan lempeng tektonik Wegener tahun 1960oleh ahli geologi.
Menurut Kuhn, ilmu sebelum dan sesudah pergeseran paradigma begitu jauh berbeda melihat teori-teori mereka yang tak tertandingi, pergeseran paradigma tidak hanya mengubah satu teori, hal itu akan mengubah cara bahwakata-kata yang didefinisikan, cara para ilmuwan melihat mereka subjek, danmungkin yang paling penting pertanyaan-pertanyaan yang dianggap sah, danaturan-aturan yang digunakan untuk menentukan kebenaran suatu teori tertentu.Konsep sentral dari teori/epistemologi filsafat Thomas Kuhn adalah padaistilah yang dinamakan “paradigma”.Istilah ini tidak dijelaskan secara konsisten,sehingga dalam berbagai keterangannya sering berubah konteks dan arti.
Adadua perbedaan fundamental terhadap istilah paradigma yang digunakan olehKuhn, yaitu:
1)       Paradigma ialah apa yang akan kita paparkan dari pengujian perilaku anggota-anggota masyarakat ilmiah yang telah ditentukan sebelumnya.
2)       Paradigma dipakai sebagai keseluruhan konstelasi keyakinan, nilai, teknik, danlain-lain yang telah dilakukan anggota-anggota masyarakat yang telah diakui.
Paradigma ini membimbing kegiatan ilmiah dalam masa sains normal, dimana para ilmuan berkesempatan menjabarkan dan mengembangkannya secaraterperinci dan mendalam, karena disibukkan dengan hal-hal yang mendasar.PadaSains normal "memberi arti secara tegas penelitian yang berdasarkan satu ataulebih melewati prestasi ilmiah, prestasi bahwa komunitas ilmiah tertentumengakui untuk sementara waktu sebagai menyediakan dasar untuk berlatih lebihlanjut".Dalam tahapan ini, seorang ilmuan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbing aktivitas ilmiahnya, dan selama menjalankan risetini, ilmuan bisa menjumpai berbagai fenomena yang tidak bisa diterangkandengan teorinya.Inilah yang disebut dengan anomali. Dalam konsep paradigma membantu komunitas ilmiah untuk mengikat disiplin mereka dalam membantu para ilmuwan untuk :
1)      Membuat jalan penyelidikan.
2)      Merumuskan pertanyaan
3)      Memilih metode yang digunakan untuk memeriksa pertanyaan-pertanyaan
4)      Mendefinisikan bidang relevansi
5)      Membangun / menciptakan makna.
Sebuah paradigma membimbing seluruh kelompok riset, dan inilah kriteriayang paling jelas menyatakan bidang ilmu. Berbagai transformasi paradigm adalah bagian fari revolusi sains, sedangkan transisi yang berurutan dari paradigma yang satu ke paradigma yang lain melalui revolusi adalah pengembangan yang biasa dan sains yang telah matang.



0 komentar:

Posting Komentar