Facebook

Hello! Comments Pictures

Selasa, 14 April 2015

OBJEK FORMAL ILMU PENDIDIKAN

A.      PENGERTIAN MAHA LUAS TENTANG PENDIDIKAN
Ditinjau dari fungsinya, objek Ilmu Pendidikan dapat dibedakan menjadi: (1) objek formal atau bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan, dan (2) objek material atau aspek-aspek atau hal-hal yang menjadi garapan langsung riset pendidikan. Objek formal ilmu berkenaan dengan bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan sebuah ilmu. Sedangkan objek material ilmu berkenaan dengan aspek-aspek yang menjadi garapan penyelidikan langsung ilmu yang bersangkutan.
Objek formal ilmu Pendidikan adalah pendidikan, yang dapat diartikan secara maha luas, sempit dan luas terbatas. Dalam pengertian maha luas, pendidikan sama dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi peertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sapanjang hidupnya. Dalam pengertian yang maha luas, pendidikan berlangsung tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hidup (lifelong) sejak lahir (bahkan sejak awal hidup dalam kandungan) hingga mati. Dengan demikian, tidak ada batas waktu berlangsungnya pendidikan.
Selain itu, dalam pengertian yang maha luas, tempat berlangsungnya pendidikan tidak terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk sekolah, tetapi berlangsung dalam segala bentuk lingkungan hidup manusia.
Ivan Illich berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu (1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat, (2) memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya, dan (3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.

B.       PENGERTIAN SEMPIT TENTANG PENDIDIKAN
Dalam pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah atau persekolahan (schooling). Sekolah adalah lembaga pendidikan formal sebagai salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia, di samping keluarga, dunia kerja, Negara, dan lembaga keagamaan. Sekolah sebagai hasil rekayasa manusia diciptakan untuk menyelenggarakan pendidikan, dan penciptaan berkaitan erat dengan penguasaan bahasa tertulis dalam masyarakat, yang berkembang makin sistematis dan meningkat.Oleh karena itu pendidikan dalam arti sempit adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Jelas kiranya bahwa definisi pendidikan dalam arti sempit secara tersurat atau tersirat memperlihatkan keterbatasan dalam waktu, tempat, bentuk kegiatan dan tujuan dalam proses berlangsungnya kehidupan.
Dalam arti sempit, pendidikan tidaklah berlangsung seumur hidup, tetapi berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, (Ivan Illich menyebutkan “age specific”), yaitu pada masa anak dan remaja. Dalam arti sempit, pendidikan tidak berlangsung di mana pun dalam lingkungan hidup, tetapi di tempat tertentu yang telah ditentukan dan direkayasa untuk khusus berlangsungnya pendidikan. Dalam pengertian sempit, bentuk pendidikan adalah terstruktur. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan merupakan lembaga formal yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan tertentu yang harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, yang secara teknis dikendalikan oleh guru (teacher-directed). Peranan guru dalam penyelenggaraan bentuk-bentuk kegiatan pendidikan adalah sentral.
Dalam pengertian sempit, tujuan pendidikan tidak melekat bersatu dalam setiap proses pendidikan, tetapi dirumuskan sebelum proses pendidikan berlangsung, dengan demikian di luar proses pendidikan. Tujuan pendidikan terbatas pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu yang sesuai dengan jenis peranan professional dan sosial yang diharapkan dapat dimainkan dengan tepat.
Setiap disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda.
a.         Berdasarkan hasil studi terhadap objek formalnya masing-masing, setiap disiplin ilmu menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep atau definisi yang identik dengan pendidikan.
b.        Berdasarkan pendekatan sosiologi, pendidikan identik dengan sosialisasi (socialization).
c.         Berdasarkan pendekatan antropologi, pendidikan identik dengan enkulturasi (enculturation).
d.        Berdasarkan pendekatan ekonomi, pendidikan identik dengan penanaman modal pada diri manusia (human investment).
e.         Berdasarkan pendekatan politik, pendidikan identik dengan civilisasi (civilization).
f.         Berdasarkan pendekatan psikologis, pendidikan identik dengan personalisasi atau individualisasi (personalization atau individualization).
g.        Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation).

C.      PENGERTIAN LUAS TERBATAS TENTANG PENDIDIKAN
Definisi alternatif adalah definisi dialektis yang mencoba memadukan pengertian-pengertian yang menjadi kekuatan pada definisi maha luas dan definisi sempit, yang sekaligus menghilangkan kelemahan-kelemahannya. Edgar Faure merumuskan makna pendidikan sebagai usaha memaksimalkan (maksimalisasi) peranan pengajar di sekolah dan pendidikan di luar sekolah.
Pendidikan adalah menjadikan pengajaran di sekolah bersifat kegiatan belajar, dan pendidikan di luar sekolah makin terprogram dan produktif, untuk menuju tercapainya manusia seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya, cara-cara mengutarakannya yang kompleks dan dalam segala kewajibannya sebagai perorangan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, sebagai penduduk dan penghasil atau penemu teknik-teknik dan pemimpin yang kreatif, serta masyarakat yang terus belajar, yaitu masyarakat yang anggotanya tidak lagi asyik mencari pengetahuan sekali saja untuk selama-lamanya sepanjang hidupnya, tetapi harus belajar membangun suatu badan pengetahuan untuk seumur hidup yang senantiasa berkembang – yaitu “belajar untuk hidup”.

Dalam Introduction to Philosophy of Education dari Stella van Petten Henderson mencoba memadukan pengertian pendidikan sebagai pengembangan potensi-potensi yang terdapat dalam diri seseorang, dan pendidikan sebagai warisan social dari generasi tua kepada generasi muda. Dalam semangat dialektis, Henderson mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: “… Pendidikan sebagai suatu proses pertumbuhan dan perkembangan – berarti sebagai suatu hasil interaksi seseorang individu dengan lingkungannyabaik fisik maupun social, mulai dari lahir sampai akhir hayatnya – sebagai suatu proses dengan pewarisan social sebagai bagian dari lingkungan social yang dipergunakan menjadi suatu alat untuk perkembangan dari pribadi-pribadi sebaik dan sebanyak mungkin, laki-laki dan wanita yang hendak meningkatkan kesejahteraan masyarakat…” (Henderson, hlm. 44).

Sumber :
Abdulhak Ishak. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004.

0 komentar:

Posting Komentar